MUKJIZAT ILAHI YANG TAK KENAL BATAS TERITORIAL
MUKJIZAT ILAHI YANG TAK KENAL BATAS TERITORIAL
oleh: Anisatun Nur Hidayah
Betapa agung kekuasan Allah U yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk paling
sempurna.Sebagaimana firman Allah U:
لَقَدْ خَلَقْنَاالْإِنْسَانَ فِي اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
Artinya:
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya".
(QS. At- Tiin: 4)
Penciptaan manusia yang sempurna meliputi anggota badan yang di
milikinya. Dari seluruh anggota badan manusia terdapat nikmat karunia Allah U yang besar dan termasuk kreasi ciptaan yang indah dan langka. Ia
tak mengenal waktu, kapanpun ia bisa bekerja dan dimanapun ia tetap perkasa. Kerjanya
ringan, namun penghasilannya luar biasa. Kelembutannya dapat menerobos masuk ke
dalam hati manusia. Ia daging tak bertulang bernamakan lisan.
Bentuknya yang kecil bukan berarti ia tidak memiliki fungsi, tetapi
ia dapat menembus batas-batas yang tak mampu di tembus alat apapun dan ia pun
tak mengenal batas teritorial. Sebesar apapun kekuatan seseorang, ia tak kan
sanggup keliling dunia dengan kakinya walaupun kaki merupakan organ tubuh
terbesar. Akan tetapi ucapan lisan bisa melakukan semua itu bahkan ucapan itu
bisa bertahan mencapai ribuan tahun.
Aktifitas manusia setiap harinya tidak pernah berhenti menggunakan
lisan,akan tetapi banyak dari para pengguna lisan tidak memperhatikan ucapan
mereka.
Apabila manusia menyadari akan ancaman Allah U bagi siapa yang mengeluarkan lisannya tanpa mengendalikannya akan
mempermudah menyeret diri mereka ke tepian karang yang terjal yang hampir roboh
sehingga memaksa mereka menuju kebinasaan. Hal itu juga karena lidah tidaklah
lelah berbicara dan kitapun tidak susah dalam menggerakkannya, padahal setiap
huruf yang terucap darinya pasti tercatat.
Sebaliknya, apabila manusia menyadari akan kenikmatan lisan yang
tiada tara di dunia ini serta menyadari bahwa lisan merupakan tanda kebesaran
Allah U dan mukjizat ilahi, maka mereka akan senantiasa menjaga lisan
mereka dari kerusakan. Akan tetapi upaya menjaga lisan dari kerusakan merupakan
perkara yang teramat sulit karena hal itu membutuhkan adanya keimanan di dalam
diri.
Dan perlu kita ketahui pula bahwa lisan merupakan salah satu dari
tiga esnsi keimanan yang tidak bisa dipisahkan. Sedangkan , hakikat keimanan
itu sendiri adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan amalan dengan
anggota badan. Karenanyalah, jikalau ada seseorang yang beribadah dengan
anggota badannya selama 1000 tahun, keabsahannya tetap tergantung pada amalan
lisan. Apabila lisan sudah mengucapkan kalimat syahadat maka seluruh amalan
tersebut akan memiliki nilai. Namun apabila lisan belum mengucapkan kalimat
syahadat maka seluruh amalan tersebut tidak akan memiliki nilai di sisi
Robbnya.
Dari semua penjelasan yang sudah termaktub di atas, terdapat
perintah bagi seluruh manusia yang mengaku beriman kepada Allah agar menjaga
lisan mereka dengan semaksimal mungkin.Karena lisan merupakan jaminan jannah,
syarat keimanan, kunci keselamatan saat fitnah melanda dan menjadi tiket
terakhir menuju jannah.
Para salaf pun telah merumuskan beberapa syarat supaya ucapan yang
keluar dari lisan senantiasa baik. Diantaranya:
1.
Bicara karena alasan tertentu, yaitu maslahat atau menolak
madharat.
2.
Bicara seperlunya dan tidak lebih dari itu.
3.
Bicara pada tempatnya supaya menjadi pembicaraan yang bermanfaat.
4.
Pilihlah kata yang baik supaya tidak menjadi perkataan yang bathil.
Apabila semua syarat terpenuhi, maka tidak ada aka nada luka yang
tertoreh di dalam hati. Karena pada hakikatnya lisan memiliki beberapa sifat
terpuji, diantaranya sebagai alat untuk menerangkan, pemberi syafa'at saat
penasihat yang mencegah kejahatan, penghibur hati saat berduka dan pemenang
saat emosi membara. Wallahu a'lam.
Komentar